Siri
pertama - 6:50pm16022013
Saudara Seloka: Kita sunyi
tak bermesra maya
Maya terkunci lakaran tiada
Pandang pandang membaca
Gerakkanlah kata hati kita bergerak di maya
Maya terkunci lakaran tiada
Pandang pandang membaca
Gerakkanlah kata hati kita bergerak di maya
Nor Azah Bahrim: Sunyi sepi maya ini,
Bagai
dilanggar garuda di sini,
Maya
terkunci,
Pantun
dijual tidak di beli,
Pandang
memandang,
Maya
bagai tiada gerakan,
Laman
sepi bagi pohon tiada bergoyang,
Pantun
seloka ku baca terasa nyaman.
Saudara Seloka: lautan
berombak sangat bahaya
bibir pantai memadai bersiar ria
jejak berjejak teman berteman tanda ilmiah bahagia
sopan santun kita raikan bersama
bibir pantai memadai bersiar ria
jejak berjejak teman berteman tanda ilmiah bahagia
sopan santun kita raikan bersama
Nor Azah Bahrim: Ombak beralun jadi
rebutan,
Badai
melanda tk kira kawan,
Jejak
menjejak teman setaman,
Ilham
dikongsi rakan dan taulan.
Saudara Seloka:
indah nada berbuai tak bertangkai
petik di suntik bertaman maya
kasih ilmiah terkongsi ramai
tercontoh amalan kita
petik di suntik bertaman maya
kasih ilmiah terkongsi ramai
tercontoh amalan kita
Nor Azah Bahrim: Puitis bahasa tercantum ya tuan,
Dalam
seloka puisi di laman,
Ternampak
cantik ,
Hati pun
berdetik,
Nor Azah Bahrim: Di maya ini adanya saudara serumpun,
Budi
bahasa indah hendaknya tersusun,
Mohon
dijaga warisan tinggalan
Moga tk
hilang di telan zaman.
Saudara Seloka: alhamdulilloh
bersyukur pada alloh
kita hidup sentiasa berserah
usaha dan usaha kita perlu tabah
bersyukur pada alloh
kita hidup sentiasa berserah
usaha dan usaha kita perlu tabah
Nor Azah Bahrim: Puji syukur pada Allah
Hidup
bersandar pada agama,
Rebah tk mudah kalah,
Bangkit
dari menyerah teruskan usaha .
Siri
Kedua - 6:50pm16022013
Saudara Seloka: Lagu lagu
lama mengusik asyik jiwa
Nada baru tak semusim bermesra
Maya terbuka banyak pembaca
Guna mata tak berperisa diJiwa alam rasa
Nada baru tak semusim bermesra
Maya terbuka banyak pembaca
Guna mata tak berperisa diJiwa alam rasa
Nor Azah Bahrim: Ketipang Payung lagu melayu,
Melayu
asli dendangan P.Ramlei,
Maya
terbuka megapa layu,
Pantun
dijual rupanya tiada pembeli
Saudara Seloka: malu agaknya
nak bermula
saudara seloka lama menunggu
kita bersuka suka bersama sama
mengapa ada ragu ragu
saudara seloka lama menunggu
kita bersuka suka bersama sama
mengapa ada ragu ragu
Nor Azah Bahrim: Selamat petang saudara Seloka,
Lama
rupanya menunggu di laman,
Malu
terasa berpantun sama teman,
Kerna bahasa
ku yang tk seberapa.
Saudara Seloka: apa yang
perlu dihirankan
kita manusia berbagai buah fikiran
ilmiah tak terbatas ilmu ilmuan
kurang lebeh kita rasakan persamaan
kita manusia berbagai buah fikiran
ilmiah tak terbatas ilmu ilmuan
kurang lebeh kita rasakan persamaan
Nor Azah Bahrim: Terima kasih atas penerimaan,
Kurang
lebih tak terasa,
Kita
manusia belajar dari kesilapan,
Diulang
jangan di perbaiki ia.
Saudara Seloka: senang susah
berusaha bersyukur
layar dan berlayar
kalam alloh itu benar
dosa dan pahala kita bersahir fikir
layar dan berlayar
kalam alloh itu benar
dosa dan pahala kita bersahir fikir
Qada qadar dalam rukun iman,
Dosa pahala bisa terlahir,
Kalau perlu cuba hindarkan
No comments:
Post a Comment