Di
redupnya senja kini,
Mega
merah mula mengaburi ,
Duduk
sopan dara pingitan ,
Wajah
sayu mengamit perasaan.
Renungan
yang panjang ,
Bagai
ada suatu yang hilang,
Mengapa sayang,
Pergimu
ngak bilang2.
Sayu
pandangan senja,
Sesayu hati
beraja duka,
Kemana
perginya cahaya cinta,
Juga
janji sumpah setia.. semua dusta.
Pohon sirih menjalar tumbuh,
Tumbuh
di laman memanjat pagar,
Muncul
umpama cendawan tumbuh,
Lenyap hilang sebelum mekar.
Tinggi
tinggi helang terbang,
Tinggi
lagi terik matahari,
Hati menyebut mata terbayang,
Rindu di hati bagaimana nk ku kurangi.
Laman
di sapu ternampak bersih,
Anak
kecil bermain sambil ketawa,
Berkerat
rotan bercerai kasih,
Jumpa
yang lain lupakan saya
Ikan
keli atas bara,
Bakar
segera di buat gulai,
Fikiran
celaru jiwa gelora,
Kekasih
di cinta berjauh hati.
Panas
terik minum ais batu,
Sambil
minum menongkat dagu,
Jiwa
gelora hati bagi di palu,
Kekasih
hati berwaja sayu.
Disana
gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati
Saya di sini merasa binggung,
Ditengah-tengah bunga melati
Saya di sini merasa binggung,
Rawan berdetik di dalam hati.
Tali
putus boleh di sambung,
Bagai
layang terbang melayang,
Putus
kasih apa ubatnya abang,
Di hati semakin berkurang sayang.
Di hati semakin berkurang sayang.
Tahi lalat penyeri muka,
Tumbuhnya ada di sini sana
Jangan suka mengadu domba,
Sakit
menyakiti tiada guna.
Ibu
ketam mengajar bejalan,
Anak-anak
mengikut di belakang,
Silap
diri tidak perasan
Silap sayang
selalu dipandang.
Kertas
putih bersama pena,
Tercoret
kotoran terkena tinta,
Usah
diri gundah gulana,
Kerna
Cinta luar biasa akankah terbina.
Anak
itik belajar berenang,
Bermain
di paya sabil berenang ,
Mulut
menyebut hati terkenang,
Kerna
rindukan sayang ,
Anak
kecil belajar berenang,
Di kolam
dia tertawa riang,
Mulut
menyebut hati terkenang,
Rindu
kekasih bagai menghilang
Burung
helang terbang di angkasa,
Hinggap mari di pohon sena,
Hati ni terasa kecewa
Bila di tinggal insan tercinta.
Hinggap mari di pohon sena,
Hati ni terasa kecewa
Bila di tinggal insan tercinta.
Pisau di guna mengupas buah,
Buah mempelam makan bersama,
Hati
resah juga gundah,
Mengapa
derita tidak juga sirna.
by: JaWanis@ aiN( Nor Azah )
8:42pm06032013
No comments:
Post a Comment